Lima Buku yang Patut Dibaca Mahasiswa Baru
Ulasan ini tidak mewajibkan Anda, wahai mahasiswa, membaca buku-buku berikut ini. Buku-buku ini patut dibaca, tidak wajib dibaca. Jika Anda tidak membaca buku-buku ini, Anda bisa membaca buku-buku yang lain. Jadi, yang wajib bagi Anda adalah… membaca buku. Membaca buku apa pun saja yang menurut Anda patut untuk dibaca.
Meski ulasan ini mengenai buku-buku yang patut dibaca oleh mahasiswa baru, tidak menutup peluang bagi mahasiswa lama untuk membacanya juga. Ulasan ini ditujukan untuk mahasiswa baru semata-mata karena mahasiswa baru punya identitas baru yang dimiliki, yakni sebagai mahasiswa. Identitas sebagai mahasiswa menuntut sejumlah kebiasaan baru, antara lain membaca buku. Mahasiswa lama kadang-kadang juga masih belum menunjukkan identitas sebagai mahasiswa, antara lain karena tidak membiasakan membaca buku sebagai bagian dari aktivitas sehari-hari sebagai mahasiswa.
Selain untuk membangun identitas sebagai mahasiswa, membaca buku penting karena sejumlah informasi yang patut kita ketahui, juga patut kita praktekkan, ada dalam buku-buku. Buku-buku pilihan ini patut dibaca karena membantu mahasiswa dalam beradaptasi dengan identitas baru sebagai mahasiswa yang menuntut pengetahuan dan pengalaman yang baru.
- Atomic Habits
Menjadi mahasiswa baru berarti membangun sejumlah kebiasaan baru yang berbeda dengan kebiasaan yang dilakukan saat menjalani pendidikan jenjang sebelumnya. Sejumlah kebiasaan lama yang buruk diganti dengan kebiasaan baru yang baik. Kebiasaan menunda-nunda mengerjakan tugas sekolah diganti dengan kebiasaan aktif dan antisipatif mengerjakan tugas kuliah. Kebiasaan lama yang ditentukan oleh orang tua di rumah, misalnya terkait kapan bangun tidur, kapan belajar, kapan bermain, kapan tidur, diganti dengan kebiasaan baru yang ditentukan oleh diri sendiri.
Buku Atomic Habits: Cara Mudah dan Terbukti untuk Membentuk Kebiasaan Baik dan Menghilangkan Kebiasaan Buruk membantu kita dalam membangun kebiasaan baru yang baik melalui perubahan kecil yang kita lakukan secara konsisten. Menurut penulis buku ini, James Clear, untuk membangun kebiasaan baru kita jangan berfokus pada sasaran-sasaran spesifik yang kita tetapkan, tetapi fokuslah pada sistem yang akan kita jalani. Misalnya, sasaran Anda semester ini adalah IPK yang tinggi. Namun alih-alih fokus pada sasaran tersebut, fokuslah pada sistem yang Anda bangun berupa kapan, seberapa sering, dan bagaimana cara efektif Anda dalam belajar. Fokus pada sistem berarti berfokus pada proses yang Anda berkomitmen untuk menjalaninya.
Bila Anda merasa sulit untuk mengubah kebiasaan, masalahnya bukan terletak pada diri Anda. Masalahnya ada pada sistem Anda. Kebiasaan buruk berulang dan terus berulang bukan karena Anda tidak ingin berubah, tetapi karena Anda memiliki sistem yang keliru untuk melakukan perubahan.
James Clear menyebut atomic habits sebagai sistem yang efektif untuk mengubah kebiasaan. Menurut Clear,
Atomic habits adalah kebiasaan-kebiasaan kecil yang merupakan bagian dari sistem yang lebih besar. Sama seperti atom-atom yang membentuk molekul, atomic habits adalah unsur pembentuk hasil-hasil yang luar biasa.
Melalui buku ini, James Clear menuntun pembaca untuk melalui tahap-tahap dalam membangun sistem yang memungkinkan terjadi perubahan besar melalui perubahan-perubahan kecil yang kita jalani secara konsisten.
- Psychology of Money
Duh, apa pentingnya mahasiswa membaca buku mengenai keuangan? Mahasiswa belum memiliki uang yang cukup untuk dipandang penting memahami psikologi uang, pikir Anda. Namun, buku yang ditulis oleh Morgan Housel ini penting dibaca oleh mahasiswa baik yang merasa punya banyak uang maupun sebaliknya. Buku ini penting dibaca mahasiswa karena pada usia ini mahasiswa biasanya mulai memiliki otonomi untuk mengelola uang, setidaknya uang yang dikirim oleh orangtua untuk biaya hidup selama kuliah. Sebenarnya buku ini penting bagi siapa saja yang mengambil keputusan dalam memenuhi kebutuhan menggunakan uang.
Melalui buku ini, Psychology of Money : Pelajaran Abadi mengenai Kekayaan, Ketamakan, dan Kebahagiaan, kita belajar bahwa mengelola uang tidak terkait kemampuan dalam keuangan, juga tidak terkait kecerdasan kita, namun lebih terkait bagaimana psikologi kita dalam memahami uang. Jika kita punya uang, akankan kita tabung atau kita belanjakan agar orang lain tahu kalau kita punya uang? Jika kita menginginkan sesuatu namun tidak cukup dipenuhi dengan uang yang kita miliki, tepatkah kalau meminjam uang, misalnya melalui pinjaman online (pinjol)? Buku ini juga membantu kita belajar mengenai keuangan dari para investor dunia sehingga dapat mengarahkan apa yang sebaiknya kita lakukan sejak dini agar memiliki kesehatan finansial di masa depan.
- Outliers
Dalam buku Outliers: Rahasia di Balik Sukses ini, penulisnya Malcolm Gladwell mengisahkan bagaimana orang-orang seperti Bill Gates dan goup band The Beatles bisa sukses bukan karena mereka berbakat dan genius, namun mereka berada dalam lingkungan yang menguntungkan yang membuat mereka memiliki kesempatan untuk mengasah kemampuannya. Gladwell mengutip penelitian psikologi yang melaporkan bahwa siapapun yang ingin menjadi ahli di bidang yang digeluti membutuhkan waktu melakukan praktek yang disengaja dan terencana (disebut deliberate practice) selama 10 ribu jam.
Orang-orang sukses seperti disebut tadi punya lingkungan yang mendukung mereka melakukan praktek yang dibutuhkan untuk menjadi ahli. Gladwell juga mengisahkan ada juga orang yang secara IQ tergolong genius, lebih cerdas dibanding Einstein, tetapi tidak tercatat sebagai orang yang berkontribusi dalam bidang ilmu apa pun. Menjadi mahasiswa sebenarnya merupakan langkah awal menjalani praktek menjadi ahli tersebut.
- Grit
Penulis buku Grit: Kekuatan Passion dan Kegigihan ini, Angela Lee Duckworth, menjelaskan bahwa rahasia untuk mencapai sukses bukan bakat, tetapi perpaduan antara hasrat (passion) dan kegigihan (perseverance) yang disebut dengan grit. Duckworth tidak bermaksud mengatakan bahwa bakat itu tidak penting. Bakat tetap penting, karena segigih apa pun orang tidak akan bisa bertahan lama menggeluti suatu bidang jika ia tidak berbakat dalam bidang tersebut. Namun, jika ada banyak orang yang berbakat dalam bidang tertentu, yang membuat satu orang berbeda dengan orang lainnya adalah seberapa tinggi grit yang dimiliki.
Saat menjadi mahasiswa yang belajar di progam studi tertentu, sebenarnya mahasiwa sudah memilih bidang mana yang diminati. Misalnya, Anda memilih ilmu psikologi sebagai bidang ilmu yang dipelajari di bangku kuliah berarti Anda meyakini bahwa psikologi adalah bidang yang Anda minati, bidang yang Anda merasa punya passion terhadap ilmu ini. Passion yang tinggi dalam bidang yang kita pelajari membuat kita mau berlama-lama meluangkan waktu mempelajari ilmu tersebut, baik teori maupun praktek, bukan hanya saat kita kuliah, tapi bahkan seumur hidup kita.
- Deep Work
Menjadi mahasiswa berarti melatih diri untuk fokus mengerjakan tugas-tugas perkuliahan. Masalahnya, era digital saat ini memungkinkan kita teralih fokus kita pada aktivitas lain, misalnya membuka notifikasi berita online atau berselancar di media sosial.
Penulis buku Deep Work: Cara Berhasil Fokus di Dunia yang Ramai dan Penuh ganguan ini, Cal Newport, mewawancara sejumlah mahasiswa dengan nilai IPK terbaik di kampusnya dan mendapati bahwa mereka justru belajar lebih sedikit dibandingkan dengan mahasiswa dengan IPK yang lebih rendah. Mengapa demikian? Newport menulis,
Para mahasiswa terbaik memahami peran intensitas terhadap produktivitas sehingga mereka berusaha memaksimalkan konsentrasi mereka—yang secara radikal mengurangi waktu yang diperlukan untuk mempersiapkan ujian atau menulis makalah, tanpa mengurangi hasil pekerjaan sedikit pun.
Melalui bukunya ini, Newport meyakinkan pembaca mengenai pentingnya melakukan pekerjaan secara terfokus, yang disebut dengan deep work dan bagaimana kita melatih hal tersebut agar menjadi keterampilan yang membantu kita, tidak hanya produktif selama kuliah, tapi juga produktif di tempat kerja nantinya.
[Psikonara berpartisipasi dalam program Gramedia Affiliate yang menyediakan link buku-buku yang diulas. Melalui program ini Psikonara mendapat sejumlah kecil persentase dari harga buku setiap kali pembaca membeli buku dari link buku-buku tersebut.]