Gullibility

Menurut kamus Cambridge, gullibility didefinisikan sebagai berikut:

The quality of being easily deceived or tricked, and too willing to believe everything that other people say. 

Kualitas mudah tertipu atau dikelabui, dan terlalu mudah mempercayai semua yang dikatakan orang lain. 

Menurut Alessandra Teunisse dari Universitas Macquarie, Australia, pengertian gullibility dalam ilmu psikologi tidak konsisten. Beberapa ilmuwan memandang gullibility sebagai konsep yang bersifat emosi, beberapa memandang sebagai perilaku, sementara yang lain memandang sebagai aspek kognitif. Teunisse sendiri lebih memandang gullibility sebagai aspek kepribadian. Dalam disertasinya yang meneliti konsep gullibility, Teunisse mengartikan gullibility sebagai berikut:

An individual’s propensity to accept a false premise int he presence of untrustworthiness cues. 

Kecenderungan individu untuk menerima premis yang salah ketika ada isyarat yang tidak dapat dipercaya. 

Menurut Teunisse, memandang gullibility sebagai konsep kepribadian memerlukan pertimbangan dua fitur penting: (a) hakikat mengenai isyarat yang menunjukkan situasi yang tidak dapat dipercaya dan (b) kemampuan dan/atau kemauan seseorang untuk mendeteksi isyarat tersebut.

Gullibility diukur menggunakan Skala Gullibility (Gullibility Scale) yang disusun oleh Teunisse. Skala tersebut terdiri atas 12 item dengan skala Likert 7 poin dan mengandung dua dimensi, yakni 1) Persuadability (mudah dibujuk) dan 2) Insensitivity to cues of untrustworthiness (tidak sensitif terhadap isyarat penipuan). Skala Gullibility dapat dilihat pada disertasi Teunisse berjudul The Gullible Person: Development and Validation of a Self-Report Measure of Gullibility dan artikel Teunisse dan koleganya berjudul I Should Have Known Better: Development of a Self-Report Measure of Gullibility

Similar Posts