Shot of a schoolboy covering his face with hands during a talk with a head teacher

Bagaimana Guru dapat Mencegah dan Menangani Bullying di Sekolah?

Share this:

Dalam mengatasi dan mencegah bullying di sekolah, guru berperan penting. Namun demikian, bagaimana guru terlibat menangani dan mencegah terjadinya bullying di sekolah ditentukan oleh sejumlah faktor.

Penelitian menunjukkan ada sejumlah faktor yang memengaruhi bagaimana guru melakukan intervensi terhadap bullying pada siswa. Faktor-faktor yang berasal dari internal guru antara lain pengetahuan guru tentang bullying, sikap terhadap  seberapa serius tindakan bullying, keyakinan normatif (normative beliefs) tentang bullying, isu gender dan  popularitas siswa, keyakinan akan kemampuan dalam mengatasi bullying (self-efficacy), dan tingkat empati terhadap siswa. Faktor-faktor eksternal yang memengaruhi antara lain guru kurangan waktu, tingkat stress guru, dukungan dari pemimpin, iklim sekolah  (school climate), dan kebijakan tentang bullying. 

Ken Rigby dalam bukunya Stop the Bullying: A Handbook for Schools menjelaskan sejumlah peran yang bisa dilakukan guru dalam mengatasi bullying di sekolah.

1. MEMBANTU MENCIPTAKAN ETOS SOSIAL YANG MUNGKIN MENGURANGI PERUNDUNGAN
(i) Secara pribadi mencontohkan perilaku prososial dan penuh hormat dalam interaksi dengan siswa, orang tua, dan staf lainnya.
(ii) Mengembangkan dan mempertahankan manajemen kelas yang baik. Menghindari tekanan atau perundungan yang berlebihan terhadap siswa. (Terkadang guru yang sedang menghadapi masalah yang menimbulkan stres bertindak melampaui batas kewenangan yang semestinya dan justru menjerumuskan mereka ke dalam sarkasme dan intimidasi.)
(iii) Memastikan sebisa mungkin bahwa tugas-tugas pendidikan dan cara penyajiannya melibatkan minat semua siswa. (Terkadang siswa melakukan perundungan karena bosan.)
(iv) Jika memungkinkan, sertakan tugas-tugas yang membutuhkan kerja sama antar anggota kelas agar berhasil diselesaikan.
(v) Minimalkan situasi di mana siswa tidak sibuk, tidak diawasi, dan berada di dekat orang lain yang mungkin tidak ingin mereka dekati, terutama dalam jangka waktu yang lama. Hal ini dapat dan sering terjadi ketika guru terlambat masuk kelas atau dipanggil keluar kelas, atau ketika siswa menunggu lama kantin buka atau angkutan umum tiba, atau sedang dalam perjalanan jauh dengan bus.
.
2. SECARA AKTIF MENCEGAH PERUNDUNGAN
(i) Dengan bersikap jeli dan merespons dengan tepat ketika perundungan terjadi di kelas atau saat istirahat, sesuai dengan sifat dan tingkat keparahan perundungan.
(ii) Jika perlu, memberi tahu anggota staf lain tentang insiden tersebut dan memulai prosedur yang disepakati oleh sekolah untuk menangani pelaku.
.
3. MEMBERIKAN DUKUNGAN DAN SARAN
(i) Dengan terbuka mendengarkan siswa yang merasa menjadi korban (dan orang tua mereka) jika mereka ingin membicarakannya.
(ii) Dengan menawarkan nasihat atau saran, ketika diminta, atau dengan menyediakan akses ke bantuan konseling khusus jika diperlukan.
.
4. MENDIDIK TENTANG PERUNDUNGAN
(i) Dengan memfasilitasi diskusi kelas tentang perundungan di sekolah.
(ii) Jika memungkinkan, mengembangkan keterampilan yang relevan dalam ketegasan, resolusi konflik, dan mediasi antarteman sebaya pada siswa. 
Penjelasan lebih detail mengenai kriteria apa saja suatu tindakan disebut bullying, mengapa terjadi bullying, akibat bullying pada pelaku dan korban, dan tanda-tanda terjadi bullying dapat dibaca pada artikel mengenai bullying.
Share this:

Similar Posts