Side view of fat woman driving a motorcycle with text of new year ahead on a yellow signboard

Perihal Perempuan Muda Pengendara Motor yang Gemuk dan Nggemesin

Share this:

Ada kebutuhan saya untuk dapat menjelaskan konsep psikologi agar mudah dipahami mahasiswa saya di kelas, di antaranya mengenai bagaimana membedakan antara konsep diri (self-concept) dan harga diri (self-esteem). Pembedaan yang dapat mudah dipahami dan lebih melekat dalam benak mahasiswa, saya dapatkan dari peristiwa berikut ini.

Pagi hari, saat saya mengendarai motor dari rumah menuju stasiun Depok, kondisi jalan padat merayap sehingga saya punya waktu untuk memperhatikan apa yang ada di depan saya. Salah satunya, sebuah stiker kuning yang terpasang di spakbor belakang sebuah motor yang melintas di depan saya. Bunyi stikernya ringkas: “Gemuk itu nggemesin”. Seketika saya membaca stiker tersebut, pandangan mata saya beralih dari bawah motor ke pengendaranya.

Pengendaranya seorang perempuan muda dan badannya… . gemuk! Apa yang tertulis di stiker motor sesuai dengan kenyataan, menjelaskan tentang pengendaranya. Namun, apakah pengendara motor tersebut benar kalau nggemesin?

Saya berusaha mendapat kesan itu dari wajahnya tetapi posisi kendaraan saya berada di belakang kendaraannya. Saya perlu menyalip kendaraannya lebih dahulu dan segera saat kendaraan saya bersisian dengan kendaraannya saya akan memandang wajahnya. Namun sebelum hal itu terjadi, saya harus berbelok ke kiri menuju stasiun Depok sedangkan perempuan ‘nggemesin’ itu terus melajukan kendaraannya lurus ke depan. Saya tidak tahu apakah perempuan itu nggemesin atau tidak karena saya belum sempat menyalip dan menatap wajahnya.

Meski pengendara motor perempuan gemuk yang nggemesin itu sudah berlalu dari tatapan saya, peristiwanya masih terngiang dalam kepala saya. Saya tidak berhasil memastikan apakah perempuan gemuk tersebut nggemesin atau tidak, tapi perempuan gemuk dengan stiker di motornya berhasil membantu mahasiswa saya memahami dengan lebih melekat mengenai konsep diri dan harga diri.

“Saya gemuk”, itu konsep diri. “Gemuk itu nggemesin”, itu harga diri: Saya bangga dengan badan saya yang gemuk karena gemuk itu nggemesin. Pandangan dan pengetahuan kita mengenai diri kita itu konsep diri; penilaian kita (positif atau negatif, suka atau tidak, bangga atau tidak) mengenai konsep diri kita itu harga diri.

Namun dalam membangun konsep diri dan harga diri, kita perlu melakukannya dengan akurat dan tepat. Jika badan kita gemuk, konsep diri bahwa “saya gemuk” itu akurat. Jika badan kita gemuk tapi tidak punya konsep diri bahwa “saya gemuk”, kita mungkin akan banyak makan sampai badan kita benar-benar kegemukan. Jika kita gemuk tapi punya harga diri yang tinggi (bangga) dengan kegemukan badan kita, misalnya pandangan bahwa “gemuk itu nggemesin”, itu kurang tepat karena badan yang gemuk akan meningkatkan risiko sejumlah penyakit.

Share this:

Similar Posts