school bullying concept - asian woman is recording the video about classmates are criticizing and blaming the depressed male student

Apa saja Jenis-jenis Bullying di Sekolah?

Share this:

Bullying atau disebut juga perundungan menjadi masalah yang sering terjadi di sekolah. Tidak hanya di Indonesia, tapi juga sekolah-sekolah di seluruh dunia. Pemerintah Indonesia menyebut bullying sebagai satu dari tiga dosa besar dalam pendidikan yang harus dicegah dan dihindari di semua satuan pendidikan.

Orangtua dan guru berperan besar dalam mencegah terjadinya bullying di sekolah. Untuk itu, penting bagi orangtua dan guru untuk memahami apa itu bullying dan apa saja jenis-jenisnya agar dapat mencegah anak-anak dan remaja atau siswa dari melakukan tindakan tersebut di sekolah.

Dalam bukunya How to Stop Bullying in Classrooms and Schools: Using Social Architecture to Prevent, Lessen, and End Bullying (2013), Phyllis Kaufman Goodstein mendefinisikan bullying sebagai berikut:

Bullying occurs when one or more people intentionally and repeatedly try to hurt another person(s). The person or group who bullies has some type of advantage over the person who is targeted.

Perundungan terjadi ketika satu orang atau lebih secara sengaja dan berulang kali mencoba menyakiti orang lain. Orang atau kelompok yang melakukan perundungan memiliki beberapa keuntungan dibandingkan orang yang menjadi sasaran.

Pemerintah Indonesia secara lugas mendefinisikan bullying pada Permendikbudristek No 46 Tahun 2023 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan. Pada pasal 7 sampai 9 peraturan tersebut, disebutkan bahwa perundungan merupakan kekerasan fisik dan/atau kekerasan psikis yang dilakukan secara berulang karena ketimpangan relasi kuasa.

Apa saja jenis-jenis bullying di sekolah? Dan apa saja contoh dari jenis bullying tersebut? Berikut ini penjelasan mengenai jenis-jenis bullying dan contohnya.

Tindakan bullying dapat dibagi menjadi empat kategori, yakni fisik, verbal, relasional, dan cyberbullyingBullying juga dapat diklasifikasikan sebagai langsung dan tidak langsung. Bullying langsung bersifat terbuka, nyata, dan dilakukan di depan mata seseorang. Bullying fisik dan verbal dikelompokkan dalam bullying langsung. Bullying tidak langsung bersifat terselubung, tidak mencolok, dan dilakukan di belakang seseorang. Bullying relasional dan cyberbullying termasuk dalam kelompok ini. Penjelasan di bawah ini dikutip (dengan sedikit perubahan) dari penjelasan Goodstein di bukunya.

  1. Bullying fisik

Bullying fisik adalah bentuk bullying yang paling dikenal. Bullying ini paling mudah diidentifikasi dan dapat meninggalkan bukti nyata berupa luka dan memar di tubuh korban. Meskipun kedua jenis kelamin melakukan kekerasan fisik, laki-laki lebih sering menggunakan bullying jenis ini daripada perempuan. Bentuk bullying ini juga lebih umum terjadi pada anak-anak yang lebih muda.

Contoh bullying fisik meliputi memukul, menendang, mendorong, mencekik, menampar, mencengkeram, mencubit, menggigit, meludah, menusuk, menyentuh, mencakar, menjegal, menarik rambut, memperlihatkan bagian pribadi, memaksa kontak fisik, meraih secara seksual, melempar benda, menahan, menghalangi jalan, mengancam, gerakan cabul, menatap ke bawah, memutar mata, menempelkan tanda di punggung seseorang, menarik baju, menurunkan celana, mengunci seseorang di dalam kamar, menguntit, mencuri, atau merusak barang.

  1. Bullying verbal

Seiring meningkatnya kemampuan verbal anak-anak, mereka menemukan bahwa kata-kata dapat digunakan sebagai senjata untuk menyakiti orang lain. Sebanyak 70% bullying bersifat verbal, menjadikannya bentuk kekerasan yang paling sering terjadi, dan digunakan baik oleh anak laki-laki maupun perempuan. Kata-kata dapat dibisikkan, diucapkan dalam sedetik dan tidak meninggalkan bekas, sehingga jenis bullying ini sulit diidentifikasi. Anak-anak ragu untuk melaporkan bullying verbal karena sulit untuk mendukung klaim mereka. Interpretasi atas kata-kata bersifat subjektif.

Bullying verbal mencakup komentar kejam tentang penampilan, kecerdasan, minat, pakaian, budaya, ras, agama, keluarga, cara bicara, dan disabilitas seseorang. Bullying verbal juga mencakup berteriak, meniru, mengejek, mengumpat, lelucon yang menyakitkan, mengancam, tertawa, panggilan telepon yang melecehkan, dan berbisik di belakang seseorang. Orang dewasa sering kali mengabaikan hinaan verbal karena mengira kata-kata tidak berbahaya, padahal bisa lebih merusak di agresi fisik. Peribahasa mengatakan, lidah lebih tajam dari pedang. 

3. Bullying relasional

Bullying relasional menjadi pilihan baru dalam praktik bullying di akhir masa kanak-kanak dan remaja. Bullying ini terjadi setelah bullying verbal, yaitu ketika seseorang secara diam-diam memanipulasi struktur sosial dalam upaya menghancurkan hubungan, penerimaan, atau status seseorang dalam kelompok. Bullying relasional seringkali dilakukan secara anonim oleh seseorang yang meminta orang lain untuk melakukan bullying dan membuatnya tampak seolah-olah tidak ada niat untuk melukai. Kekerasan semacam ini mengandalkan kecerdasan sosial dan jaringan sosial untuk memfasilitasi agresi. Anak perempuan lebih sering melakukan bullying relasional daripada anak laki-laki.

Agresi relasional dicapai dengan menyebarkan kebohongan dan rumor yang bertujuan merusak reputasi dan pada akhirnya persahabatan. Agresi ini mencakup upaya menjadikan seseorang terlihat buruk, mengeroyok seseorang, mengucilkan, memfitnah, mengabaikan, merusak kepercayaan, menjadikan seseorang kambing hitam, mengkritik penampilan atau kepribadian seseorang, melakukan panggilan iseng, sarkasme, menekan orang lain untuk tidak berteman dengan seseorang, menahan diri dari pertemanan, dan menyabotase hubungan. Frasa yang terkait dengan bullying relasional antara lain “Kamu tidak boleh bermain dengan kami,” atau “Jika kamu berteman dengannya, aku tidak akan berteman denganmu.

Agresi relasional menuntut kewaspadaan dan konsekuensi yang sama seperti bentuk bullying langsung. Anak-anak korban bullying melaporkan bahwa cedera psikologis akibat bullying relasional ini sama menyakitkannya, bahkan mungkin lebih menyakitkan, daripada pukulan bertubi-tubi. Salah satu alasan mengapa bullying relasional begitu merusak adalah karena anak-anak mulai berjarak dengan keluarga mereka dan mengembangkan hubungan dengan kelompok sebaya mereka. Apa yang dilakukan dan dikatakan teman sebaya memengaruhi identitas dan harga diri mereka.

4. Cyberbullying

Era digital membawa teknologi baru dan bersamanya muncul pula jenis bullying berbahaya yang dikenal dengan nama cyberbullyingBullying ini menggunakan perangkat telekomunikasi seperti komputer dan handphone untuk menyakiti, mempermalukan, atau mengintimidasi orang lain. Bullying siber terjadi ketika komentar yang melecehkan, jahat, atau pornografi, atau gambar yang memalukan diunggah di internet melalui pesan instan, email, ruang obrolan, media sosial (misalnya, Facebook, Instagram, Tiktok, Twitter), dan situs web berbagi video (misalnya, YouTube), blog, grup diskusi, pesan (misalnya Whatsapp), situs game online, dan sebagainya. Orang yang melakukan cyberbullying menyamar sebagai orang lain, menipu orang lain agar membagikan kata sandi, mengecualikan, menguntit di dunia maya, membuat jajak pendapat yang kejam, dan menyebarkan informasi pribadi serta rahasia tanpa izin. Melalui bullying jenis ini, pesan-pesan kasar dan foto-foto yang memalukan dapat diteruskan dari satu ponsel atau komputer ke ponsel atau komputer lain. Tujuannya adalah untuk menyakiti dan mencemarkan nama baik orang yang dirundung.

Menjadi pelaku dalam bullying tradisional dapat memprediksi partisipasi dalam cyberbullying, dan sebaliknya. Semakin banyak waktu yang dihabiskan di dunia maya (di depan komputer, di layar handphone) semakin besar kemungkinan menjadi korban cyberbullying. Remaja mengatakan bahwa cyberbullying sama atau lebih buruk daripada bullying di dunia nyata.

Penjelasan lebih detail mengenai kriteria suatu tindakan disebut bullying, mengapa terjadi bullying, akibat bullying pada pelaku dan korban, dan tanda-tanda terjadi bullying dapat dibaca pada artikel mengenai bullying.

Share this:

Similar Posts